Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sempat memberi lampu hijau reuni 212 digelar di Jakarta International Stadium (JIS) walaupun sehari kemudian hal itu dipertegas dengan sebuah penolakan.
Pengamat Politik Citra Institute Efriza menilai pelarangan Reuni 212 di JIS bukan sebagai bentuk inkonsistensi dari Ariza, apalagi sentimen akibat ceruk 212 yang dianggap bukan lagi sebagai pemilih Prabowo Subianto.
Baca Juga: Novel Bamukmin: Berhati-hatilah Ruhut, di Penjara Bisa Bonyok seperti Kece!
Efriza menyebut, walaupun Ariza memiliki latar belakang Partai Gerindra namun keputusannya melarang penggunaan JIS untuk Reuni 212 murni karena rencana Pemprov DKI yang menginginkan JIS digunakan untuk kepentingan non politis, terlebih stadion tersebut juga belum rampung secara total.
"Pernyataan Ariza jika dipelajari bukan labil. Pemprov DKI saat ini memfokuskan untuk Olahraga semata. Langkah ini baik, karena JIS juga belum rampung dan aturan penggunaannya belum siap. Jangan sampai Pemprov DKI malah menjadi blunder dalam memberikan izin," kata Efriza kepada Populis.id, Selasa (17/5/2022).
Efriza menambahkan, pada dasarnya JIS ingin direncanakan seperti Gelora Bung Karno (GBK) yang dapat digunakan untuk berbagai macam acara.
Hanya saja dengan situasi yang belum sempurna dari segi bangunan dan aturan, Ariza ataupun Pemprov DKI akan kesulitan dalam memilih dan memberikan izin. Ia khawatir izin tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk kepentingan yang berbau politis.
"Malah dengan situasi yang belum siap saat ini, JIS dapat dijadikan seperti kesempatan mengklaim untuk kepentingan lainnya, ini malah akan merepotkan Pemprov dalam bekerja," tukasnya.